Friday, December 30, 2011

Para Pemilik Keharuman

 
No Image





Matahari 7 Oktober 2008 bersinar cerah di atas langit Kaohsiung, Taiwan. Ribuan pasang mata tertuju pada Vincent Siew. Yang menjadi pusat perhatian, dengan sigap memasukkan bibit Aquilaria crassna setinggi 1 m ke dalam lubang tanam. Penanaman oleh wakil presiden Taiwan jadi penanda pengembangan 10.000 crassna di Pulau Formosa.

Taiwan selama ini lebih dikenal sebagai importir gaharu. Mereka banyak membeli kayu wangi itu dari Indonesia. Namun, kini negeri di Timur Jauh itu mulai melirik peluang membudidayakan. Selain A. crassna, mereka memiliki A. sinensis.

Crassna dan sinensis, 2 di antara 8 jenis Aquilaria penghasil resin gaharu. Yang lain ialah A. beccariana, A. malaccensis, A. cumingiana, A. hirta, A. microcarpa, dan A. filaria. Semua masuk ke dalam famili Thymelaeaceae. Secara sepintas sulit membedakan anggota keluarga karas-karasan itu. Untuk mengenalinya perlu tahu ciri khas masing-masing. Misal dari bentuk dan sifat perbungaan, bentuk dan kedudukan daun, bentuk buah, dan jumlah biji. Kerennya itu adalah sifat morfologis masing-masing tanaman.

Masih masuk keluarga karas-karasan, ada jenis lain yang potensial menghasilkan resin berbau wangi. Sebut saja Enkleia malaccensis, Claoxylon malaccensis, Gonystylus macrophylla, Wikstroemia polyantha, dan W. tenuiramis. Namun, kualitas resin tidak sebagus Aquilaria. Jenis lain yang juga dianggap sebagai kayu gaharu adalah Excoecaria agallocha (Euphorbiaceae) dan Dalbergia parviflora (Papilionaceae).

Berikut ciri-ciri penghasil gaharu.

1. Aquilaria beccariana.

Nama daerah:
Gaharu, merkaras, puti, gumbil minyak.

Status kelangkaan: Rawan. Pohon jenis ini banyak dicari dan ditebang karena resin gaharu yang dihasilkan harganya sangat mahal. Populasi alami sangat menurun drastis. Ekspor kayu gaharu dibatasi oleh kuota.

Deskripsi: Pohon besar, tinggi 40 m, diameter 60 cm. Batang berkulit tipis, kelabu putih, berserat panjang yang sangat kuat sehingga sering dimanfaatkan untuk tali. Daun bundar telur-elips melebar, tipis. Perbungaan pada ketiak daun. Bunga berupa tabung memanjang sekitar 1 cm. Buah berupa gelendong, gepeng, dan menyempit di kedua ujungnya, berkulit tipis, dan mengandung 2 biji.

Sebaran: Kalimantan, Sumatera

Tempat tumbuh: Hutan dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl.

Pembudidayaan: Sudah dibudidayakan, tetapi dalam skala kecil.

2. Aquilaria cumingiana

Nama daerah: Gaharu (Ind)

Status kelangkaan: Rawan

Deskripsi: Pohon setinggi 15-20 m, berdiameter 40 cm. Batang berkulit kelabu, berserat panjang

sehingga dapat dipakai untuk tali. Daun berseling, elips, panjang 4-10 cm, lebar 2,5-4 cm, basal menyempit, ujung lancip, urat daun lateral berjumlah 12 pasang, tampak jelas pada permukaan bawah daun. Perbungaan pada batang, memayung, jumlahnya sangat banyak. Bunga berupa tabung, warna hijau, panjang sekitar 5 mm, dan berbulu rapat. Buah bulat telur, warna hijau berubah kuning pada waktu matang, berukuran sekitar 1,5-2 cm. Biji 2 buah.

Sebaran: Indonesia bagian timur, Sulawesi

Tempat tumbuh: Hutan tropika basah

Pembudidayaan: Belum dibudidayakan

3. Aquilaria filaria.

Nama daerah: Age (Sorong), bokuin (Morotai), lason (Seram)

Status kelangkaan: Genting

Deskripsi: Pohon setinggi 20 m dan berdiameter 50 cm. Batang berkulit kelabu, tipis, dan berserat panjang, kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk tali. Daun berseling, licin, jorong atau elips hingga lanset, panjang 10-20 cm, lebar 3-6 cm, ujung luncip. Perbungaan pada ketiak daun, jumlah 3-7 bunga, memayung. Bunga berupa corong dengan 5 cuping tumpul, warna hijau kekuningan atau putih, 5-6 mm, bakal buah berbulu halus rapat. Buah bundar telur berlekuk 4, warna kekuningan, licin, panjang 1,5-2 cm. Biji 2 buah.

Sebaran: Indonesia bagian timur, Maluku, dan Papua.

Tempat tumbuh: Hutan tropika basah

Pembudidayaan: Sudah dibudidayakan

4. Aquilaria hirta

Nama daerah: Karas

Status kelangkaan :
Rawan

Deskripsi: Pohon setinggi 15 m dan berdiameter 17 cm. Batang tegak, kelabu, berkulit tipis dengan serat panjang dan kuat, ranting berbulu halus rapat. Daun berseling, bundar telur melebar, mirip daun A. beccariana, bagian bawah daun berurat jelas, berbulu tebal rapat, ujung luncip, berukuran panjang 15-16 cm, lebar 8-10 cm. Perbungaan di ketiak daun dekat ujung ranting, memayung. Bunga mekar tidak beraturan, mahkota berupa tabung 1 cm, berbulu rapat, warna gading. Buah gepeng, berupa gelendong, berbulu rapat halus putih, kulit buah tipis, berukuran panjang 2 cm.

Sebaran: Semenajung Malaysia, Sumatera

Tempat tumbuh: Hutan dataran rendah

Pembudidayaan: Belum dilakukan.

5. Aquilaria malaccensis

Nama daerah: Kayu karas, gaharu (Indonesia), calabac, karas, kekaras, mengkaras (Dayak), galoop (Melayu), halim (Lampung), alim (Batak), kareh (Minang).

Status kelangkaan: Rawan

Deskripsi: Pohon setinggi 40 m dan berdiameter 60 cm. Daun berseling, elips oblong hingga lanset oblong, ukuran 7,5-12 cm x 2-5 cm. Urat daun bagian bawah berbulu halus jelas. Perbungaan muncul di ketiak daun berbentuk malai dan memayung. Bunga berkelopak tabung, ukuran 5-6 mm, cuping 5, membundar. Buah bulat telur dengan bagian basal lebih lonjong, ukuran 2-3 cm, daging buah tebal, jumlah biji 1-2 buah.

Tempat tumbuh: Hutan primer tropika dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl,

Sebaran: India, Indocina, Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Sarawak, dan Filipina

Pembudidayaan: Penanaman di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Juga di Riau (Pekanbaru), Jambi (Sorolangun Bangko), Sumatera Selatan (Palembang), Jawa Barat (Bogor), dan Banten.

6. Aquilaria microcarpa

Nama daerah: Gaharu, karas (Ind), mengkaras (Malaysia), hepang (Bangka), engkaras (Dayak)

Status kelangkaan: Rawan

Deskripsi: Pohon setinggi 40 m, berdiameter 80 cm. Batang berkulit kelabu, berserat panjang sehingga dapat dipakai untuk tali. Daun berseling, elips, panjang 4-10 cm, lebar 1,5-5 cm, basal menyempit, ujung lancip hingga meluncip, urat daun lateral berjumlah 12-19 pasang, nampak jelas pada permukaan bawah daun. Perbungaan di ketiak atas daun, memayung, jumlah 6-11 bunga. Bunga berupa tabung, warna putih kekuningan, panjang sekitar 5 mm, berbulu rapat. Buah bulat lonjong, hijau licin berukuran sekitar 1-1,5 cm. Biji 2 buah.

Sebaran: Sumatera (Bangka, Belitung, Bengkulu, Jambi, Palembang, Riau), Kalimantan, dan Malaysia.

Tempat tumbuh: Hutan tropis basah dataran rendah hingga ketinggian 200 m.

Pembudidayaan: Dibudidayakan di Jambi, Palembang, dan Riau.

7. Gyrinops versteegii

Nama daerah: Ketimunan (Lombok), ruhuwama (Sumba), seke (Flores)

Status kelangkaan: Rawan

Deskripsi: Pohon tinggi hingga 25 m, diameter 40 cm. Daun elips memanjang, urat daun lateral sejajar, berukuran 10-20 cm, lebar 2-3 cm, hijau licin. Perbungaan terminal mendukung 6-8 bunga. Bunga berupa tabung, berukuran sekitar 3,5 mm, warna putih kotor kehijauan, benangsari berjumlah 5. Buah bulat telur berukuran 1 cm, biji satu buah.

Sebaran: Lombok, Sumbawa, Sumba, Maluku, dan Papua.

Tempat tumbuh: Hutan dataran rendah di Indonesia bagian timur

Pembudidayaan: Di Lombok, NTB. (Dr Harry Wiriadinata, ahli botani taksonomi Puslit Biologi LIPI)

No comments:

Post a Comment